Prestasi Kompetitor AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project pada Acara Penghargaan Tahun Ketiga

Depok, 4 Juni 2024. Untuk memperingati akhir dari Tahun Ketiga yang sukses dan untuk memulai Tahun Keempat, AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project mengadakan upacara penghargaan, acara pembelajaran, dan  induksi kompetitor dari tanggal 4-6 Juni di Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Depok, Jawa Barat. Kompetisi penjualan berhadiah, yang dimulai pada tahun 2021, mendorong sektor swasta di seluruh Indonesia untuk menyediakan teknologi aerator dan auto-feeder kepada pembudidaya skala kecil. Pada Tahun Ketiga, kompetisi ini menambahkan hadiah untuk Technical Assistance (pendampingan teknis). Di Tahun Ketiga, sebanyak  12 kompetitor berpartisipasi dan 8 diantaranya memenuhi syarat untuk mendapatkan hadiah. Para kompetitor pemenang, yang telah menjual 1.949 unit teknologi, menyewakan 624 unit teknologi, dan menyediakan 263 paket Technical Assistance (pendampingan teknis), menerima total hadiah sebesar $310,312.

“Hadiah-hadiah ini menggambarkan bagaimana para kompetitor telah menciptakan dan memperkuat hubungan dengan pembudidaya skala kecil di Indonesia selama tiga tahun,” kata Gabriella Mpagi dari Sekretariat AgResults. “Pada upacara penghargaan tahun ini, kami juga melihat bagaimana sektor swasta memberikan bantuan teknis kepada petani untuk meningkatkan pemahaman dan produktivitas mereka.”

Kompetisi ini bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam sektor akuakultur Indonesia yang terkait dengan biaya pakan, kualitas air, dan kualitas ikan — semua hal tersebut telah menyebabkan praktik budidaya skala kecil menjadi kurang efisien, terutama  di kolam tradisional. Ketidakefisienan ini tidak hanya membatasi produktivitas tetapi juga berdampak buruk pada lingkungan dan keberlanjutan budidaya ikan. Melalui meningkatkan adopsi teknologi di lapangan seperti feeder dan aerator dan mendorong pemberian Technical Assistance (pendampingan teknis) yang penting untuk budidaya, kompetisi penjualan berhadiah ini bertujuan untuk memperkuat hubungan rantai nilai dan meningkatkan pendapatan pembudidaya skala kecil. Pada Tahun Ketiga, kompetitor teknologi telah melayani total 469 pembudidaya skala kecil.

“Kami sangat berterima kasih pada program ini karena sudah sangat membantu dalam mendistribusikan teknologi kami ke seluruh Indonesia,” kata Hanif Amrullah dari CV Republik Vannamei, yang menjadi pemenang utama kompetisi hadiah teknologi Tahun Ketiga. “Semoga teknologi kami dapat diterima dengan baik dan dapat meningkatkan produktivitas pembudidaya skala kecil di Indonesia.”

Pada Tahun ini, proyek juga menambahkan hadiah Technical Assistance (pendampingan teknis) untuk mengajarkan cara budidaya terbaik kepada petani, termasuk cara melakukan pemantauan kualitas air dan pengujian penyakit. Kompetitor yang berpartisipasi dalam kompetisi Technical Assistance (pendampingan teknis) telah melayani total 241 pembudidaya skala kecil.

“Ini adalah tahun pertama Aceh Aquaculture Cooperative berpartisipasi dalam kompetisi Technical Assistance (pendampingan teknis),” kata Ardian dari Aceh Aquaculture Cooperative, pemenang utama kompetisi hadiah Technical Assistance (pendampingan teknis) Tahun Ketiga. “Memberikan mentoring kepada pembudidaya skala kecil memang sebuah tantangan. Kami membutuhkan bimbingan, dan dengan program AgResults ini, kami dapat menemukan solusinya.”

Setelah tiga tahun, sektor swasta yang berpartisipasi mulai mengubah tidak hanya pendekatan mereka terhadap pemasaran tetapi juga model operasional mereka secara keseluruhan: Kompetitor secara proaktif melibatkan petani dengan pendekatan langsungmaupun melalui media sosial, dan mereka mulai menggabungkan input dan langganan bantuan teknis untuk mendorong pertumbuhan dan retensi pelanggan.

Saat proyek ini memasuki tahun terakhirnya, terlihat prospek menjanjikan dari sektor swasta dan distributor yang akan terus memperkuat strategi operasional mereka dan keterlibatan mereka dengan pembudidaya skala kecil untuk lebih meningkatkan penggunaan teknologi inovatif dan pendampingan teknis pada sektor akuakultur di Indonesia.

“Kami ingin bekerja dengan lebih banyak kompetitor teknologi dan Technical Assistance (pendampingan teknis) di Tahun Keempat,” kata Nur Ahyani, Project Manager Lead. “WWF-Indonesia akan membantu kompetitor, terutama pendatang baru, untuk melakukan sosialisasi kepada pembudidaya skala kecil dan akan memimpin pelatihan kewirausahaan dan literasi keuangan bagi perempuan. Kami juga berencana menghubungkan proyek ini dengan inisiatif lain untuk memperluas penerima manfaat dari AgResults. Melalui upaya ini, kami berharap pembudidaya skala kecil di seluruh Indonesia akan terus mengadopsi lebih banyak teknologi dan paket Technical Assistance (pendampingan teknis) untuk memperkuat sektor akuakultur Indonesia.”

Upacara penghargaan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan seminar yang membahas Peran Teknologi dalam Meningkatkan Produksi Ikan. Seminar ini menghadirkan tiga pembicara utama, yaitu Dr. Joni Haryadi, M.Sc., Kepala Balai Riset Budidaya Ikan Hias Depok; Mulud Mulia, S.Pi., M.Si., Ketua Tim Kerja Sarana Pakan Ikan Ditjen Pakan dan Obat Ikan (POI) DJPB KKP; dan Zulkifli, seorang pembudidaya ikan nila dan ikan mas dari Sukabumi.

Indonesia Aquaculture Challenge Project adalah bagian dari AgResults, sebuah inisiatif kolaboratif senilai $152 juta antara pemerintah Australia, Kanada, Inggris, Amerika Serikat, Bill & Melinda Gates Foundation, dan World Bank Group yang menggunakan kompetisi penjualan berhadiah untuk mendorong sektor swasta mengatasi hambatan pasar dan menciptakan perubahan yang berkelanjutan. Dengan model kompetisi penjualan berhadiah AgResults, kompetisi-kompetisi ini mendorong para peserta untuk mencapai ambang hasil yang telah ditentukan dan memenuhi persyaratan untuk mendapatkan hadiah uang.