Kabupaten Cilacap Membuka Road Show AgResults Tahun ke-4

Pada bulan Juni, AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project memasuki Tahun ke-4 untuk terus mendorong para 'kompetitor' dari sektor swasta untuk meningkatkan adopsi teknologi di kalangan pembudidaya kecil serta menyediakan pendampingan teknis kepada mereka. Sebagai bagian dari kegiatan Tahun ke-4, WWF-Indonesia sebagai Project Manager mengadakan serangkaian kegiatan seminar di berbagai daerah. Road show ini bertujuan untuk lebih banyak mendorong adopsi teknologi dan penggunaan pelayanan pendampingan teknis di kalangan pembudidaya skala kecil.

Road show AgResults pertama di tahun ini dilakukan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada 14 Agustus, 2024. Sejumlah 25 pembudidaya skala kecil dari berbagai kecamatan, seperti Kecamatan Kawunganten, Adipala, Nusawungu, dan Kesugihan, turut serta dalam acara ini.

Kabupaten Cilacap memiliki potensi budidaya perikanan, baik budidaya air tawar maupun air payau. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, jenis komoditas utama akuakultur yang mendominasi wilayah ini adalah udang vannamei, nila, lele, dan gurami. Dengan lebih dari 100 kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) dan lebih dari 20.000 pembudidaya, Kabupaten Cilacap mencatatkan jumlah produksi perikanan budidaya pembesaran sebesar 16.106,638 ton pada tahun 2023. Produksi tertinggi dicapai oleh perikanan budidaya tambak sebesar 7.587,016 ton, diikuti oleh perikanan budidaya kolam sebesar 7.083,69 ton, dan perikanan budidaya karamba sebesar 1.435,93 ton.

Road show di Kabupaten Cilacap dibuka oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, Indarto. Dalam sambutannya, beliau mengatakan, "Seperti yang kita semua ketahui, Kabupaten Cilacap memiliki potensi perikanan yang besar. Dengan adanya program ini, saya harap pembudidaya di sini dapat belajar dan mengimplementasikan ilmu baru yang ada untuk meningkatkan hasil produksi mereka. Saya juga berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan memberikan manfaat besar bagi pembudidaya di Kabupaten Cilacap." 

Kegiatan road show diisi dengan seminar berjudul “Kiat-Kiat Menurunkan Kejadian dan Risiko Penyakit pada Budidaya Udang dengan IPAL dan Penanaman Mangrove.” Coco Kokarkin, anggota dari Forum Udang Indonesia (FUI) dan Technical Advisory Committee (TAC) AgResults Indonesia, menyampaikan materi seminar yang berfokus pada dua topik utama: peran Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada budidaya ikan/udang dan pengembangan budidaya udang dengan metode tradisional plus.

Penggunaan IPAL dinilai penting untuk menjaga kualitas air dan mengurangi risiko penyakit pada budidaya udang. IPAL memiliki peran penting untuk meminimalkan dampak negatif dari limbah budidaya, yang sering kali menjadi sumber penyebaran penyakit. Materi kedua fokus memaparkan strategi budidaya melalui metode tradisional plus, yang menggabungkan teknik budidaya tradisional dengan pendekatan teknologi dan juga pendederan. Penanaman mangrove di sekitaran tambak untuk menunjang usaha budidaya udang juga ditambahkan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko penyakit.

Setelah seminar, enam kompetitor dari kompetisi AgResults Indonesia Tahun ke-4 melakukan presentasi kepada pembudidaya skala kecil yang hadir. Kompetitor-kompetitor yang hadir pada road show kali ini adalah PT Multidaya Teknologi Nusantara (eFishery), PT Venambak Kail Dipantara, PT Eco Karya Teknologi (Crustea), PT Bumi Wirasatraya Sejahtera, CV Asia Cahaya Teknik Prima, dan PT Aqubeta Dipo Jaya. Dengan mendemonstrasikan teknologi dan layanan pendampingan teknis mereka, para kompetitor bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pembudidaya skala kecil dan mendorong mereka untuk menggunakan produk-produk tersebut guna meningkatkan produktivitas budidaya mereka.

Seiring berjalannya Tahun ke-4, Project Manager Indonesia akan terus menyelenggarakan road show serupa di wilayah-wilayah target proyek untuk melengkapi upaya penyuluhan para kompetitor dan meningkatkan kesadaran di kalangan pembudidaya skala kecil.