AgResults Akhiri Road Show Tahun ke-4 dengan Misi Tingkatkan Budidaya Udang di Sumbawa
-compressed.jpg)
Sebagai upaya memperkuat daya saing pembudidaya udang skala kecil, AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project kembali menggelar road show ketiga pada 12 November 2024, di Kantor Bupati Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Acara ini merupakan roadshow ketiga dalam rangkaian yang diselenggarakan oleh Project Manager WWF-Indonesia pada Tahun Ke-4 AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project. Roadshow ini mendukung tujuan utama dari kompetisi dengan skema Pay-for-Results untuk melibatkan pelaku sektor swasta (kompetitor) dan mendorong adopsi teknologi serta pendampingan teknis (TA) di kalangan pembudidaya skala kecil.
Kabupaten Sumbawa merupakan kabupaten dengan wilayah laut terluas di Indonesia. Menurut data Dinas Perikanan Sumbawa (2024), budidaya laut menjadi penyumbang terbesar komoditas perikanan di Kabupaten Sumbawa, kemudian disusul oleh budidaya air payau. Udang menjadi komoditas unggulan dari budidaya air payau di daerah ini.
Penyakit Myo atau Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) merupakan tantangan utama yang sering dihadapi pembudidaya udang di Kabupaten Sumbawa. IMNV ditandai dengan kemerahan pada ekor udang akibat nekrosis otot, yang menyebabkan udang menjadi lemah, pertumbuhan terhambat, dan tingkat kematian yang tinggi. Jika tidak dikelola dengan baik, IMNV dapat dengan mudah menyebar di kolam, menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Hal ini menekankan pentingnya topik yang diusung dalam road show ini, yakni terkait persiapan, pakan fungsional, dan manajemen probiotik untuk mencegah dan mengatasi penyakit pada udang. Acara ini menjadi peluang bagi 53 pembudidaya yang hadir untuk menemukan solusi atas kendala budidaya, termasuk pengendalian penyakit dan adopsi teknologi.
Acara ini dibuka oleh Pjs. Bupati Sumbawa, Dr. Najamuddin Amy, S.Sos., MM., yang mengapresiasi inisiatif AgResults dan berharap acara ini menjadi solusi bagi tantangan yang dihadapi pembudidaya di Kabupaten Sumbawa. "Terima kasih kepada WWF-Indonesia dan Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbawa atas acara bermanfaat ini. Semoga kegiatan ini dapat menjadi solusi nyata untuk membantu pembudidaya mengatasi tantangan yang mereka hadapi, khususnya dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan budidaya udang di Sumbawa," ujarnya.
Coco Kokarkin, anggota Forum Udang Indonesia (FUI) sekaligus Technical Advisory Committee (TAC) AgResults Indonesia, kembali menyampaikan materi pada sesi seminar road show kali ini. Dengan topik "Pengendalian Penyakit Udang dengan Manajemen Budidaya yang Baik", ia memberikan pemahaman mendalam kepada para pembudidaya tentang langkah preventif dan strategi manajemen yang efektif untuk mencegah serta menangani penyakit udang, guna meningkatkan keberhasilan budidaya mereka.
Pada sesi seminar, para pembudidaya dengan aktif mengajukan pertanyaan, mulai dari penyebab kematian udang di tahap awal budidaya hingga cara menjaga kualitas air tambak. Diskusi berlangsung interaktif, membahas langkah-langkah pencegahan penyakit seperti penggunaan probiotik, pemberian imunostimulan, pengetahuan indikator warna air kolam yang ideal untuk budidaya udang vannamei, hingga pentingnya proses pengeringan tambak setelah setiap siklus budidaya.
Andi, salah satu pembudidaya yang hadir, tidak hanya merefleksikan keterbatasan sistem pertanian tradisional, tetapi juga solusi praktis yang dibagikan dalam roadshow tersebut.
“Saya mendapatkan banyak pengetahuan baru, seperti manfaat penggunaan kincir, pengelolaan kualitas air, dan probiotik yang dapat mendukung aktivitas budidaya udang kami. Semoga ke depannya hasil produksi pembudidaya di sini semakin meningkat, dan fasilitas, seperti teknologi, dapat lebih mudah diakses. Selama ini cukup sulit, jadi syukurlah dengan adanya kegiatan ini, kami menjadi lebih mudah mendapatkan informasi terkait teknologi," ujarnya.
Empat kompetitor turut hadir dalam road show terakhir ini, yaitu PT Venambak Kail Dipantara, CV Asia Cahaya Teknik Prima, PT Bumi Wirasatraya Sejahtera, dan PT Aqubeta Dipo Jaya, yang mempresentasikan produk dan layanan mereka kepada pembudidaya yang hadir. Salah satu kompetitor, yaitu CV Asia Cahaya Teknik Prima (ACT), berhasil menjual satu unit kincir kepada pembudidaya.
“Saya mengenal ACT melalui e-commerce dan sebelumnya sudah membeli produk mereka. Karena kualitasnya bagus, putarannya kuat, dan hasil produksi saya bisa meningkat hingga 50%, saya memutuskan untuk menambah lagi. Acara ini juga sangat menarik karena memberikan banyak pengetahuan baru, sehingga saya semakin yakin dan tertarik untuk membeli satu unit kincir tambahan.” ujar Andri, pembudidaya yang membeli satu unit kincir dari ACT.
Acara ini menandai berakhirnya rangkaian road show tahun ke-4 AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project. Melalui rangkaian ini, para pembudidaya diharapkan tidak hanya memperoleh pengetahuan baru mengenai pengelolaan budidaya yang lebih efisien, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk mengadopsi teknologi yang diperkenalkan oleh para kompetitor. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat meningkatkan produktivitas tambak, meminimalkan risiko penyakit, dan memastikan keberlanjutan usaha budidaya udang mereka di masa depan.