AGRESULTS DAN WWF LUNCURKAN KOMPETISI AKUAKULTUR DI INDONESIA
Pada September 2020, AgResults mengumumkan proyek kompetisi terbarunya dengan skema hadiah Pay-for-Results: Tantangan Proyek Akuakultur Indonesia, yang diperkirakan akan diluncurkan secara resmi pada tahun 2021 dan berjalan selama empat tahun. Proyek ini akan berfokus pada penguatan sektor akuakultur negara dengan bekerja melalui sektor swasta Indonesia untuk mendorong pembudidaya skala kecil mengadopsi teknologi di lahan tambak yang meningkatkan produktivitas. Dalam kesempatan ini, WWF-Indonesia akan bertindak sebagai Manajer Proyek kompetisi ini.
Budidaya perikanan merupakan sektor yang berkembang pesat di Indonesia; pertumbuhan produksi ikan secara keseluruhan mencapai 10,6% pada tahun 1960 dan meningkat menjadi 40,2% pada tahun 2014. Dengan menurunnya tingkat produksi perikanan tangkap, Indonesia semakin bergantung pada budidaya perikanan untuk konsumsi di level domestik dan ekspor. Jumlah pembudidaya skala kecil di Indonesia mencapai 70-80% dari total produsen akuakultur, namun banyaknya tantangan seperti metode pemberian makan tradisional yang kurang efisien, kenaikan biaya tanpa memaksimalkan produksi, pengelolaan kualitas air yang buruk juga membatasi produktivitas dan meningkatkan probabilitas terkena penyakit dan matinya ikan. Umumnya, pembudidaya skala kecil tidak memiliki akses ke praktik dan alat yang memadai untuk mengelola dan mencegah penyakit, terutama untuk komoditas udang.
Untuk mengatasi kegagalan panen ini, Proyek AgResult bersama WWF-Indonesia akan menggunakan kompetisi dengan skema hadiah Pay-for-Results untuk mendorong peningkatan adopsi teknologi yang meningkatkan produktivitas seperti auto-feeder dan aerator untuk pembudidaya skala kecil, sekaligus memperkuat proses hubungan antara penyedia alat, pembudidaya, dan penjamin. Proyek ini akan berlangsung di enam provinsi di Indonesia, yaitu: Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
Kompetisi berhadiah ini akan memberikan hadiah sejumlah uang kepada kontestan sektor swasta Indonesia berdasarkan berapa banyak teknologi akuakultur, khususnya aerator dan auto-feeder, yang mereka jual atau sewa ke pembudidaya skala kecil. Selain itu, kompetisi ini akan memberikan hadiah utama kepada para kontestan yang berhasil menjual teknologi paling banyak selama periode kontes berlangsung yaitu empat tahun. Para juri akan melacak penjualan dan memverifikasi hasil untuk memastikan bahwa hadiah didistribusikan secara akurat.
Dalam perannya sebagai Manajer Proyek, WWF-Indonesia akan mengawasi kegiatan proyek di enam provinsi target. Selama lebih dari 15 tahun, WWF-Indonesia dan mitra terkait telah bekerja sama dengan industri dan pembudidaya skala kecil untuk meningkatkan praktik budidaya dan mendukung upaya pemerintah Indonesia untuk mengatasi tantangan terbesar yang menghambat pengelolaan budidaya yang bertanggung jawab.
“Permintaan ikan yang meningkat membuat produksi ikan meningkat. Kegagalan dalam menjaga on-farm practices berpotensi mengakibatkan kerusakan lingkungan, seperti konversi habitat kritis, intrusi air laut, dan penangkapan ikan berlebihan,” jelas Imam Musthofa, Kepala Bidang Kelautan dan Perikanan, WWF-Indonesia.
Saat kompetisi bersiap untuk diluncurkan, Manajer Proyek akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk otoritas pemerintah daerah, untuk mempromosikan persaingan dengan kontestan sektor swasta dan meningkatkan minat untuk berpartisipasi.
“Kompetisi semacam ini bertujuan untuk menemukan solusi dalam meningkatkan hasil produktivitas tanpa ekspansi lebih lanjut atau merusak lingkungan. Ini adalah cara baru untuk mendorong perbaikan dalam menggunakan sumber daya alam secara efisien,” ujar Imam Musthofa.
Didanai oleh USAID (AS), FCDO (Inggris), DFAT (Australia), GAC (Kanada), dan Bill and Melinda Gates Foundation, AgResults telah merancang dan mengimplementasikan kompetisi berhadiah sejak 2013 yang berfokus pada mendorong perubahan mendasar dalam hubungan pasar antara sektor swasta dan pembudidaya skala kecil.